Suasana sidang ppki tanggal 18 agustus 1945

Sempat di awali ketegangan, sebab ada dua kelompok yang bersebrangan kala itu. Pertama, kelompok nasionalis-muslim yang ingin dasar negara Indonesia syari'ah. Kedua, kelompok nasionalis-sekuler yang ingin dasar negara Indoensia bersifat menaungi semua, bukan hanya golongan Islam. Akhirnya, dasar negara kedua yang dipilih dan mengakibatkan hilangnya penggunaan frasa syari'ah Islam pada sila pertama Pancasila.

Sebelum rapat dimulai,Soekarno-Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo,Mr Kasman Singodimedjo,K.H. A. Wahid Hasyim,dan Teuku.Moh Hassan,untuk membahas masalah rancangan pembukaan undang-undang dasar yang dibuat pada tanggal 22 Juni 1945. Pembahasan itu terutama mengenai sila pertama dasar negara,dengan kalimat Ketuhanan yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya. Kalimat ini harus dibahas karena pemeluk agama lain terutama tokoh-tokoh dari Indonesia bagian Timur merasa keberatan terhadap kalimat tersebut. Bahkan mereka akan mengancam akan mendirikan negara Indonesia bagian Timur. Bung Hatta dan keempat tokoh islam bertuka pikiran di salah satu ruangan,dalam waktu 15 menit tercapailah kesepakatan  untuk menghilangkan kata "dengan kewajiban menjalankan syaria islam bagi pemeluk-pemeluknya.